Wacana Ideologi Pancasila Saat Konflik Perang Dingin (Analisis Wacana Teks Pidato Sukarno “To Build The World A New” Sebagai Ideologi Tengah)

Praktik berwacana tidak lagi hanya sebatas menyampaikan pesan, tetapi lebih jauh sudah banyak digunakan untuk tujuan lain seperti memperjuangkan kepentingan suatu kelompok. Melalui pidato, sebagai sarana untuk menyampaikan wacana, seseorang dapat mengarahkan pemahaman khalayak sesuai dengan keinginan. Wacana, di era intelektual ini menjadi medium yang efektif untuk mencapai tujuan mengingat cara kerjanya yang menghegemoni kesadaran pendengar alih-alih melakukan dominasi fisik secara terbuka seperti penjajah. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Sukarno, melalui pidato “To Build The World A New” di depan Sidang Umum PBB pada 30 September 1960. Ia menyampaikan wacana ideologi Pancasila agar diterima oleh forum sebagai sebagai solusi atas konflik perang dingin dan penyempurna Piagam PBB. Berdasar fenomena tersebut, peneliti melakukan penelitian teks pidato untuk mengetahui wacana Ideologi Pancasila yang disampaikan oleh Sukarno. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana paradigma konstruktif. Peneliti menggunakan metode analisis wacana Teun Van Dijk yang mempunyai tiga dimensi yaitu: teks, kognisi sosial, dan analisis sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Dalam kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu. Sedangkan analisis sosial mempelajari wacana yang berkembang dalam masyarakat tentang suatu masalah. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa Sukarno merancang susunan atau skematik yang bertujuan mengarahkan audiens untuk mengikuti alur yang berakhir dengan penekanan pada penawaran ideologi Pancasila sebagai solusi atas konflik perang dingin, sekaligus penyempurna Piagam PBB. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa proses perlawanan hegemoni yang dilakukan Sukarno pada teks pidato ini juga didukung dengan usaha penggalangan civil society, seperti KTT Asia Afrika dan gerakan non blok. Dalam teks tersebut juga didapati bahwa kondisi sosial, politik, dan keamanan di berbagai belahan dunia secara langsung memengaruhi Sukarno dalam proses produksi teks pidato yang memuat wacana Pancasila